• Bidadari Halmahera (Semioptera wallaci) Si Cendrawasih dari luar Papua



    Taksonomi

    Kingdom : Animalia

    Filum : Chordata

    Class : Aves

    Ordo : Passeriformes

    Genus : Semioptera

    Spesies : Semioptera wallaci


    Status IUCN

    Status : LC (Least Concern)

    Tren Populasi : Menurun

    (Semioptera wallaci jantan

     

    (Semioptera wallaci betina) 


    Si Cantik Cendrawasih dari luar Papua

    Bidadari Halmahera merupakan fauna identitas dari daerah Provinsi Maluku Utara. Tapi sangkakah kalian semua, bahwa Bidadari Halmahera termasuk juga dalam jenis burung Cendrawasih. Bidadari Halmahera hanya bisa ditemukan di Pulau Bacan, Maluku Utara. Burung ini merupakan spesies endemik maluku utara, selain endemic burung ini dianggap unik dan memiliki kecantikan sehingga disebut bidadari. Secara taksonomi, Bidadari Halmahera adalah famili  Paradisaeideai. Yang merupakan jenis cendrawasih sejati. Salah satu lokasi terbaik untuk melihat langsung jenis ini adalah di Taman Nasional Aketajawe Lolobata, di Pulau Halmahera.


    Indikator Kualitas Kawasan

    Dalam jurnal berjudul “Avifauna pada Taman Nasional Aketajawe Lolobata Berdasarkan Tiplogoi Zona dan Tutupan Lahan”, yang ditulis Supratman Tabba dan Lis Nurrani, disebutkan bahwa burung ini merupakan jenis satwa utama yang dilindungi Taman Nasional Aketajawe.“Jenis burung ini sangat sensitif terhadap gangguan, namun dapat menjadi indikator kualitas kawasan yang masih baik. Sebab, dia tidak akan muncul pada areal yang telah mengalami gangguan,” tulis keduanya.


    Menari untuk menarik lawan jenis

    Hanom mengutip Diamond [1986], mengidentifikasi seluruh anggota suku Paradisaeidae menjelaskan bahwa terdapat delapan jenis anggota suku ini yang melakukan aktivitas display untuk mencari pasangannya di satu lokasi khusus. Jenis‐jenis tersebut yaitu Semioptera wallacii, Astrapia stephaniae, dan enam jenis dari genus Paradisaea.“Menari merupakan perilaku bidadari halmahera jantan dengan mengembangkan kedua sayapnya (biasanya tidak secara penuh terbentang), dengan mengibas‐ngibaskan sayap tersebut secara cepat dan berulang Biasanya jantan tersebut mencengkram dahan kecil, sehingga dapat melakukan berbagai gerakan tanpa melepas atau terlepas dari dahan tersebut,” tulis Hanom.


    Source : Mongabay.co.id, Iucnredlist.org, Wikipedia.org

     

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Melalui hasil dari keputusan dari CO Media HIMASYLVA 2018, maka blogger HIMASYLVA kembali hadir, blog ini berguna untuk sharing kegiatan internal Program Studi Kehutanan.

WEBINAR NASIONAL " Menakar Food Estate Sebagai Jalan Mengatasi Krisis Pangan Massa Depan"

Narasumber : - Muhammad Saifulloh (Kementrian koordinator bidang perekonomian republik Indonesia) - Audi Gunawan (IBEMPI)(Ma...

Facebook  Instagram