• Pengelolaan Sampah Terpadu Menuju Kampus Zero Waste untuk NTB Gemilang

     


    Seperti yang diketahui ada masalah-masalah yang terkait dalam pengelolaan sampah seperti daya tampung yang terbatas, munculnya TPS-TPS liar, dan sungai yang menjadi tempat pembuangan sampah. Sumber timbulan sampah yang paling banyak berasal dari rumah tangga sebesar 62%, adapun yang lainnya seperti 4% dari kawasan, 3% dari fasilitas publik, 7% dari pusat perniagaan, 13% dari pasar tradisional, 5% dari kantor , dan 6% berasal dari hal lainnya. 


    Oleh sebab itu, masalah terkait tata kelola sampah dapat ditangani dengan merubah paradigmanya untuk upaya pengurangan tata kelola sampah tersebut. Dengan paradigma yang baru berisi dua kegiatan yaitu yang pertama kegiatan pengurangan sampah 30% di tahun 2025 dengan melakukan kampanye pilah sampah dari rumah, kampanye diet kantong plastik, dan laporan tanggap cepat NTB bebas sampah, dan yang kedua kegiatan penanganan sampah 70% di tahun 2025 dengan melakukan pemutakhiran teknologi pengolahan sampah di TPA (Insinerator, RDF/Pelet sampah, batako, pirolisis dll), pembentukan Bank Sampah Induk Regional di Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok.


    Agar visi dan misi NTB gemilang tercapai maka dilakukan program unggulan dan pelibatan berbagai pihak termasuk kampus, dengan melihat tri dharma kampus yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat. Sehingga melahirkan para pemuda atau orang-orang terpelajar yang memiliki semangat tinggi, pemikiran, yang kreatif, mandiri, inovatif agar dapat membangun bangsa di berbagai sektor sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. 


    Ada beberapa program unggulan pemerintah Provinsi NTB yang terkait dengan kegiatan zero waste seperti NTB bersih yang sesuai dengan judul materi dengan mengoptimalisasi pengurangan dan penanganan sampah, dan juga NTB hijau yang sesuai dengan kehutanan dengan melakukan reboisasi pada lahan kritis. 


    Seperti yang diketahui Zero waste sendiri adalah model pengelolaan sampah yang memperlakukan sampah sebagai sumber daya, sehingga memberikan manfaat berdampak negative nol terhadap lingkungan. Bisa juga diartikan sebagai penerapan konsep pengelolaan sampah berbasis pengurangan jumlah sampah, daur ulang sampah, penggunaan kembali sampah, dan konsep ekonomi sirkuler (circular economy). Circular Economy muncul ketika semua orang sudah memilah sampah dan sampahnya bersih.


    Konsep pengelolaan sampah (8 pilar) :

    1. Membangun regulasi contohnya Perda 5 Tahun 2011
    2. Sosialisasi pilah olah sampah dari sumbernya
    3. Edukasi dan kampanye secara massif
    4. Revitalisasi gotong royong
    5. Diversifikasi usaha Bank Sampah
    6. Penyediaan sarpras dan mendorong pengelolaan sampah mandiri. Penyediaan sarpras sudah dilakukan oleh pihak LHk dengabn melakukan kerjasama antara LHk dengan pihak-pihak lain seperti kampus dan lain sebagainya
    7. Pelibatan sebanyak mungkin para pihak
    8. Industrialisasi pengelolaan sampah


    Tiga keuntungan memilah sampah dari rumah yaitu dapat kompos gratis, bisa membantu pemulung, dan mengurangi sampah TPA. 


    Di Lingsar, Lombok Barat ada tata cara pengelolaan sampah dengan lalat hitam atau yang disebut denngan BSF (Black Soldier Fly). Dengan mengumpulkan sampah organik yang akan dicampurkan dengan dengan larva sehingga akan menghasilkan pupuk padat dan pupuk cair yang akan siap dan dipanen setalah 18-21 hari. Hasil tersebut sebagian untuk pakan ternak dan sebagian untuk dipanen.



    Sumber :

    Notulensi dari Diskusi Publik HUT Himasylva ke-13

    Penyaji Materi : Ir. Madani Mukarom, B.Sc.F., M.Si (Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB). 

    Notulen : Aryati Nurul Arifah


  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Melalui hasil dari keputusan dari CO Media HIMASYLVA 2018, maka blogger HIMASYLVA kembali hadir, blog ini berguna untuk sharing kegiatan internal Program Studi Kehutanan.

WEBINAR NASIONAL " Menakar Food Estate Sebagai Jalan Mengatasi Krisis Pangan Massa Depan"

Narasumber : - Muhammad Saifulloh (Kementrian koordinator bidang perekonomian republik Indonesia) - Audi Gunawan (IBEMPI)(Ma...

Facebook  Instagram